Kamis, 12 Maret 2015

“Sedhakep Ngawe-Ngawe”‘Tergoda untuk berbuat lagi, walau sudah bertaubat’

Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du,
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
"Sedhakep Ngawe-Ngawe"
'Tergoda untuk berbuat lagi, walau sudah bertobat'.
Jikalau sudah pernah berbuat salah, lebih baik kita tidak pernah berpikir untuk mencoba lagi atau memberikan alasan diri, apalagi dengan ungkapan 'manusia itu tidak dapat luput dari kesalahan', seyogyanya 'manusia tidak akan berbuat kesalahan kalau dia tidak mau, tidak lalai, dan tidak menyerah '.
Akan lebih baik kita memperbaiki yang salah, bukanlah mengulanginya.
Demikian juga jika kita berbuat kesalahan yang sudah berhenti, hendaknya kita cukup berhenti dan selesai, tapi kita justru sering berkeinginan untuk berbuat lagi kesalahan yang sama.
Kekhilafan atau kesalahan yang kita buat dari perbuatan, ketika menyadari untuk berhenti melakukan salah, apalagi diikuti berhentinya melakukan kesalahan, maka hal itu seyogyanya sudah merupakan kemajuan yang hakiki.
Kekhilafan kealfaan kita jua yang selalu mencuat untuk mengulang lagi, tergoda untuk melakukan lagi, dikarenakan untuk memuaskan diri.
ALLAH SWT telah memerintahkan kita manusia supaya bertaubat, sebagaimana firman-Nya dalam At-Tharim.
يا أيها الذين آمنوا توبوا إلى الله توبة نصوحا عسى ربكم أن يكفر عنكم سيئاتكم ويدخلكم جنات تجري من تحتها الأنهار يوم لا يخزي الله النبي والذين آمنوا معه نورهم يسعى بين أيديهم وبأيمانهم يقولون ربنا أتمم لنا نورنا واغفر لنا إنك على كل شيء قدير
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". QS: At-Tahriim 8.
Dalam kehidupan kita di dunia, kita orang sering merindukan untuk memuaskan diri kita, ingin sekali bahwa semua adalah semau kita, maka ingin apapun itu adalah harus sesuai pengharapan kita.
Dikarenakan tergoda, muncullah perbuatan yang bertentangan dengan kaidah yang ada, dan inilah yang dianggap sebagai pemuas nafsu diri sendiri.
Kebodohan yang kita pelihara itu akan membuat penurunan nurani, yang akhirnya berpengaruh secara akumulatif ke semua tindakan dan perbuatan kita.
Allah telah membuka pintu harapan kepada hamba-hamba-Nya seperti termaktub dalam firman-nya.
قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعا إنه هو الغفور الرحيم
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. QS: Az-Zumar 53.
Dalam melaksanakan Taubat, kita perlu syarat taubat untuk ikhlas ingin bertaubat, tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi, menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan, harus memiliki tekad di dalam hati tidak akan melakukan dosa itu untuk selamanya, kita kerjakan sebelum ajal tiba.
Jika salah satu syarat tidak kita penuhi, maka taubat yang kita lakukan itu tidaklah sah. Jika dosa berkaitan dengan manusia yang lain, maka syaratnya ditambah lagi, kita harus dapat membebaskan diri dari hak orang yang terkait.
Taubat tidak baik ketika diundur lagi ditunda-tunda. Bila demikian itu sangat berbahaya bagi hati kita manusia. Jika tidak segera mensucikan diri sedikit demi sedikit, maka pengaruh dosa itu akan bertumpuk, sehingga akhirnya akan merusakkan hati sehingga tertutup dari cahaya kebenaran serta amal kebaikan.
Di antara penyebab yang akan membangkitkan jiwa bertaubat seseorang itu adalah jiwa yang selalu mengingat kematian dan kesendirian di dalam kubur.
Mati berarti berpisah dengan segala yang kita sayangi atau kita cintai, sebagai hari terputusnya segala nikmat. Ketika kita akan bertindak melakukan sesuatu, tetapi diselimuti keraguan dikarenakan disitu sudah pasti ada dosa.
Untuk itu, ingatlah akan azab penderitaan kita kelak yang telah diingatkan serta difirmankan Allah SWT dalam surat Az-Zumar berikut.
إنك ميت وإنهم ميتون
"Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula)". QS: Az-Zumar 30.
Di samping mengingat tentang azab penderitaan yang bakal kita hadapi oleh kita yang berdosa mengingat kenikmatan surga yang bakal ditempati oleh kita orang yang sholeh juga akan dapat membangkitkan keinginan jiwa untuk melakukan taubat dengan segera.
Sebenarnya, cara melaksanakan shalat taubat sama dengan shalat biasa, yaitu setelah berwudu dengan sempurna, lalu berdiri di tempat yang suci, menghadap kiblat;
1. Waktu dilakukan shalat taubat ketika kita merasa telah berbuat dosa (kecuali waktu makruh tahrim utk melakukan shalat). Idealnya 2/3 malam yaitu pukul 2 pagi ke atas, saat Qiyamullail.
2. Lafaz niat: "Bismillahirrahmannirahim, aku berniat mengerjakan shalat sunat taubat dua rakaat karena Allah Ta'ala." Cukup di dalam hati,
3. Rakaat pertama membaca (disunatkan membaca doa Iftitah) kemudian surah Al-Fatihah. Setelah itu membaca ayat atau surah dalam al-Quran.
4. Rakaat kedua membaca surah Al-Fatihah. Setelah itu mebaca ayat atau surah dalam al-Quran.
5. Selama sujud akhir rakaat kedua, ucapkanlah Doa Nabi Yunus sebanyak 40 kali (bersungguh-sungguh di dalam hati memohon ampunan dari Allah Ta'ala),
"Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau Ya Allah, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. "
6. Setelah salam, perbanyak istighfar mohon maaf pada Allah SWT,
Ampunilah hambamu ini Ya Allah, Tuhan yang Maha Agung. Tidak ada Tuhan yang lain melainkan hanya Engkau. Dialah Tuhan yang Maha Hidup lagi Maha Perkasa dan hamba bertaubat kepada Engkau ya Allah.
7. Berdo'a dengan Istighfar,
"Ya, Allah Engkaulah Tuhanku, Tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Sedangkan aku adalah hamba-Mu dan aku di dalam genggaman-Mu serta di dalam perjanjian (beriman dan taat) kepada-Mu sekuat mampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang telah ku lakukan. Aku mengakui atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada ku dan aku mengaku segala dosaku. Maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni segala dosa kecuali Engkau. "
8. Kemudian dapat juga berdoa sesuai luapan hati dan bermunajat masing-masing ke hadhirat Allah SWT.
Makruh tahrim, Kutipan dari "170 Shalat-Shalat Sunat", Abd Rahman Mukhlis, Terbitan Jasmin Enterprise, 8-9;
Fuqaha Syafi'iyah berpendapat bahwa, makruh tahrim hukumnya melaksanakan shalat sunat tanpa sebab, dan shalat itu dipandang tidak sah jika dilakukan dalam lima waktu, yaitu setelah shalat Subuh yang dilaksanakan secara tunai dan bukan shalat qadha ', sampai matahari menyingsing sepenggalah.
Ketika matahari terbit sampai menyingsing seperti galah.
Setelah melakukan shalat Ashar yang dilaksanakan secara tunai sekalipun shalatnya dijamak dengan Zuhur di waktu Zuhur (jamak taqdim).
Ketika matahari berwarna kuning, sampai terbenam seluruhnya.
Ketika matahari benar-benar berada di atas kepala kita di tengah-tengah langit sampai tergelincir ke Barat. Kecuali waktu Istiwa 'matahari berada di tengah-tengah langit pada hari Jum'at.
Bagaimanapun juga, jika shalat yang kita lakukan itu ada sebab yang mendahuluinya seperti shalat Tahiyyatul Masjid, meskipun khatib sudah berada di atas mimbar, shalat sunat Wudhu dan shalat Sunat Tawaf sebanyak dua rakaat.
Begitu juga shalat yang memiliki waktu terkait (muqayyad), seperti shalat Istisqa 'dan shalat Gerhana Matahari. Maka hukumnya adalah sah tanpa dimakruhkan, sebab itu terkait dengan turunnya hujan dan terhalangnya cahaya matahari.
Adapun melaksanakan shalat sunat ketika bilal qamat adalah makruh tanzih, kecuali ketika qamat shalat Jum'at. Shalat sunat yang dilakukan ketika bilal sudah qamat pada shalat Jum'at adalah haram hukumnya.
Kita ini sebagai manusia adalah mahluk yang lemah, lebih baik kita-nya tidak pernah jemu untuk memohon ampunan pada Allah SWT, karena godaan setan yang terkutuk serta tidak pernah jemu untuk menggoda kita.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakaatuh,


1 komentar:

  1. “Mbuwang Tilas”, kita insan manusia sebaiknya lebih sensitif untuk menyadari bahwa kesalahan yang kalau dibuat akan berakibat bahaya, apalagi sudah buat salah tidak mengakui salah karena alasan gengsi egois ataupun merasa lebih unggul dan tidak punya malu itu

    BalasHapus