Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba'du,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Pada siapa kita manusia patuh dan taat ?
Fungsi Manusia: sebagai Abidullah dan Sebagai Khalifatullah fil-ardi.
Manusia sebagai Abidullah, manusia seharusnya tunduk patuh (sami’na wa atha’na) sebagai pijakan perbuatan manusia sebagai dasarnya firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzariyat:56 yang berbunyi.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. QS:Adz-Dzaariyat:56.
Kita berserah diri (Taslim) تسليم, Patuh dan taat hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, kita lakukan secara lahir dan bathin.
Kita orang sebaiknya tidak menolak sesuatu dari Al-Qur'an dan A-Sunnah yang Shahih, tidak juga menolaknya itu dengan Qiyas atau Analogi, Perasaan, Kasyf yaitu Iluminasi atau penyingkapan tabir rahasia sesuatu yang ghaib, Ucapan seorang Syaikh, ataupun pendapat imam dan yang lainnya.”
Imam Muhammad bin Syihab az-Zuhri Rahimahullah berkata:
“Allah yang menganugerahkan risalah (mengutus para Rasul), kewajiban Rasul adalah menyampaikan risalah, dan kewajiban kita adalah tunduk dan taat.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari di dalam Kitabut Tauhid. Lihat kitab Fat-hul Baari XIII/503.
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (30)
Dalam surat QS. Ali Imran telah difirmankan akan adanya kebenaran kitab yang diturunkan sebelum Al-Quran Nul Karim.
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ
Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, QS:Ali Imran:3.
Manusia sbg Khalifah, manusia bertindak berdasarkan akalnya yang telah difirmankan Allah SWT dalamsurat Ali Imran 190 yang berbunyi:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, QS:Ali Imran:190.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
pijakan perbuatan manusia adalah Fi’il Allah (Sunnatullah: Perbuatan atau ciptaan Allah).
Kedua fungsi itu dapat dilakukan bila ia memiliki kesadaran.
Kesadaran adalah hal yang paling fundamental pada manusia. Sebab kesadaran itu mempengaruhi pikiran dan perbuatan. Jadi inti dari manusia adalah kesadarannya.
Kesadaran adalah hal yang paling fundamental pada manusia. Sebab kesadaran itu mempengaruhi pikiran dan perbuatan. Jadi inti dari manusia adalah kesadarannya.
Manusia tegak dengan kesadarannya, demikian pula manusia runtuh dengan kesadarannya. Bila tegak, martabat manusia lebih tinggi dari malaikat, dan sebaliknya bila runtuh, manusia menjadi lebih hina dari binatang telah difirmankan Allah dalam surat Al-Furqan berikut ini.
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). QS:Al-Furqaan:44.
Allah telah menciptakan segala sesuatu secara lengkap bagi manusia diuangkapkan dalam firmanya dalam surat Al-Baqarah berikut ini.
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. QS:Al-Baqarah:29.
Kita manusia telah dilahirkan dibesarkan secara prinsip tidak punya apa-apa, untuk itu hidup adalah pilihankita manusia untuk memilihhidup secara tegak menjadi (mu’min) atau memilih hidup sengsara atau runtuh (kufur) yang telah diingatkan dalam surat Al-Kahfi berikut ini.
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. QS:Al-Kahfi: 29.
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir”
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. QS:Al-Baqarah: 257.
Hidup adlah pilihan kita manusia apakah kita terinspirasi untuk melakukan kejahatan karena kita akan merugi karena kita orang mengotori hidup ini atau hidup aman dengan ketakwaan sehingga beruntung sampai mendapat kesucian jiwa seperti yang telah difirmankan Allah SWT dalam surat Asy-Syams berikut ini.
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. QS:Asy-Syams: 8,9 dan 10.
Menjadi manusia yang baik merupakan fitrah manusia, sedangkan hawa nafsu kita jauhi yang berpotensi buruk, apabila keduanya mendorong lahirnya perbuatan yang dipandu oleh hidayah, maka hasilnya kita sebagai manusia akan berakhlak mulia, bernafsu mutmainah, dan masyarakat yang terbentuk masyarakat yang selamat, sejahtera serta cinta damai.
Menjalani hidup dengan bertingkah laku baik adalah fitrah manusia, sedang hidup penuh hawa nafsu adalah potensi buruk, apabila keduanya mendorong lahirnya perbuatan yang dipandu oleh Thaghut/syetan, maka hasilnya: manusia akan berakhlak tercela, bernafsu amarah, dan lawwamah, dan masyarakat yang terbentuk adalah manusia yang serakah, menimbulkan keresahan, dan kerusakan.
Al-'Ashr adalah sesuatu yang paling berharga yang dikaruniakan Allah pada kita manusia. Sebab dengan Al-'Ashr kita dapat beribadah kepada Allah ta’ala, dengan adanya Al-'Ashr Allah diibadahi.
Rugi semakin merugi waktu kita terbuang apabila sering dipergunakan untuk terus menerus marah-marah melulu. Untungpun buntung, karena banyak disia-siakan segala nikmat serta anugerah yang telah Allah berikan, yang telah Allah titipkan, karena tertutup hawa amarah yang berlebihan, bersifat fasya'penuh nafsu syaitan yang terkutuk.
Kewajiban seorang muslim untuk tunduk dan taslim secara sempurna serta tunduk kepada perintahnya, menerima berita yang datang dari beliau 'Alaihi sholatu wa sallam dengan penerimaan yang penuh dengan pembenaran, tidak boleh menentang apa yang datang dari Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan perkataan bathil, hal-hal yang syubhat atau ragu-ragu, dan tidak boleh juga dipertentangkan dengan perkataan seorang pun dari manusia.
Penyerahan diri, tunduk patuh dan taat kepada perintah Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah merupakan kewajiban seorang muslim. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mutlak. Taat kepada Rasulullah 'Alaihi sholatu wa sallam berarti taat kepada Allah Azza wa Jalla
Allah Azza wa Jalla berfirman yang tersirat dalam surat An-Nisaa berikut.
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. QS:An-Nisaa:80.
Kita orang akan selamat dari siksa Allah Subhanahu wa Ta'ala apabila kita selalu mentauhidkan Allah Azza wa Jalla dengan ikhlas dan ittiba’ kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Sesungguhnya seorang muslim tidak akan selamat dunia dan akhirat, sebelum ia berserah diri kepada Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan menyerahkan ilmu yang belum jelas baginya kepada orang yang mengetahuinya.
Seyogyanya kita hidup dengan berserah diri kepada nash-nash al-Qur-an dan as-Sunnah.
Tidak juga kita menentangnya dengan pena’wilan yang kurang baik, syubhat, penuh keraguan dan pendapat orang.
Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illa Allah, wallahu akbar.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakaatuh,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar