Rabu, 11 Juli 2018

al-Quran sebagai petunjuk, cahaya, dan obat bagi yang ada di dalam hati

Syekh Shalih Al-Fauzan, “Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan al-Quran sebagai petunjuk, cahaya, dan obat bagi yang ada di dalam hati. Dia juga menurunkannya untuk dibaca, di- tadabburi (dipahami maknanya), diamalkan, dan mencari cahaya dengan petunjuknya dan menjadikannya Imam dan pemimpin menuju Allah dan surga-Nya.

Al-Quran adalah hujjah Allah bagi hamba-, Nya rupa sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ,' Al-Quran adalah hujjah (pembela) bagimu atau penghujatmu. 'Jika kamu berpegang teguh dan mengamalkannya maka jadilah dia pembelamu yaitu membidikimu ke surga. Namun, jika Anda berpaling darinya maka ia akan menghujatmu yaitu cerminmu ke neraka.

Dengan menulisnya dalam pajangan atau menggantungkannya di dinding, maka hal ini tidak dapat digunakan sebab akan menghina al-Quran, karena mungkin saja tempat digantungkannya itu ada sesuatu yang maksiat atau fasik. Bisa jadi, pajangan tsb diinjak dan dirusak oleh penghuni rumah yang tidak mengindahkan al-Quran. Kadang-kadang ditulis dalam bentuk ukiran dengan maksud hanya sebagai gambaran saja.

Intinya, al-Quran wajib dijaga dari hal-hal yang sia-sia ini dan kotoran para salaf melakukannya. al-Quran bukan untuk ditulis di tingkat untuk ditulis di hati dan nampak pengaruhnya dalam amalan-amalan dan gerak-gerik keseharian. ”( Al-Muntaqa : 2/77)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar