Assalamu'alaikum Wr Wb,
Bagaimana-pun pemahaman orang per-orang tentu berbeda,.... sudah kodratnya. Terjadi kontroversi itu wajar, dan memang perbedaan itu dapat dinyatakan! Tetapi bila kontroversi berkepanjangan, menjadi polemik melelahkan, boros dan menjadi kontra produktif. Kontroversi seyogyanya menuju ke arah kompromi melalui proses demokrasi.
Hubungan kesalingtergatungan yang sinergis itu sesungguhnya indah dikarenakan ada hubungan timbal balik, seperti telah diingatkan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya, Dan sesungguhnya Seorang Mukmin terhadap Mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain (Hadis riwayat Abu Musa ra). Alangkah sejahteranya terjadi tindakan saling mengisi.
Hubungan kesalingtergatungan yang sinergis itu sesungguhnya indah dikarenakan ada hubungan timbal balik, seperti telah diingatkan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya, Dan sesungguhnya Seorang Mukmin terhadap Mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan bagian yang lain (Hadis riwayat Abu Musa ra). Alangkah sejahteranya terjadi tindakan saling mengisi.
Apapun yang terjadi Kontroversi perlu dikelola dengan baik, karena yang terjadi perbedaan persepsi maupun perbedaan sudut pandang sepertinya,.... ini tidaklah mudah. Pengelolaan kontrovesi menjadi dipersulit, apabila ada pihak yang memanfaatkan kontroversi itu untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok, ....ibaratnya seperti memancing ikan di air yang keruh.
Mengelola konroversi hanya dapat berlangsung dengan sehat apabila ada demokrasi.
Terjadinya demokrasi yang baik dapat menjadi tulang-punggung penyelesaian polemik, kontroversi dengan indah dan penuh kasih sayang. Telah disabdakan Rasulullah saw.: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam (Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra).
Mengelola konroversi hanya dapat berlangsung dengan sehat apabila ada demokrasi.
Terjadinya demokrasi yang baik dapat menjadi tulang-punggung penyelesaian polemik, kontroversi dengan indah dan penuh kasih sayang. Telah disabdakan Rasulullah saw.: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam (Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra).
Murnikah kontroversi yang terjadi?,.... bukankah polemik dan kontroversi ada yang menggerakkan? Karena tidak-lah mungkin syaitahan itu memerintahkan untuk berbuat baik kepada kita, selama-lamanya. Karena syaithan adalah musuh engkau yang merasa senang jika engkau susah dan susah jika engkau senang. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman : ” Sesungguhnya syaithan itu musuh bagi kalian, maka jadikanlah dia sebagai musuh.” (QS: Fathir :6).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar