“Siapa menggembala kambing di tempat rawan binatang buas
Kemudian lalai darinya, singa akan merebut gembalaannya”.
Kemudian lalai darinya, singa akan merebut gembalaannya”.
Tidaklah kita mengesampingkan tarbiyah anak, bahkan tarbiyah anak adalah sorotan utama dalam Islam sebab Islam adalah agama tarbiyah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabadikan wasiat Luqman, seorang hamba yang sholih, kepada anaknya sebagai acuan bagi para murobbi / pendidik, begitu pula dengan sosok pribadi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai seorang rosul sekaligus menjadi imam para murobbi dunia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabadikan wasiat Luqman, seorang hamba yang sholih, kepada anaknya sebagai acuan bagi para murobbi / pendidik, begitu pula dengan sosok pribadi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai seorang rosul sekaligus menjadi imam para murobbi dunia.
Disarikan dari Al Kitab & Sunnah.
1. Mengajarkan tauhid kepada anak, meng-Esa-kan Allah dalam hal beribadah kepadaNya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selainNya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Ini pendidikan yang paling urgen di atas hal-hal penting lainnya.
2. Mengajari mereka sholat dan membiasakannya berjama'ah.
3. Mengajari mereka agar pandai bersyukur kepada Allah, kepada kedua orangtua, dan kepada orang lain.
4. Mendidik mereka agar taat kepada kedua orangtua dalam hal yang bukan maksiat, setelah ketaatan kepada Allah & RosulNya yang mutlak.
5. Menumbuhkan pada diri mereka sikap muroqobah merasa selalu diawasi Allah. Tidak meremehkan kemaksiatan sekecil apapun dan tidak merendahkan kebaikan walau sedikit.
6. Memberitahu mereka akan wajibnya mengikuti sabilul mukminin al muwahhidin (jalannya mukminin yang bertauhid), salafush sholih generasi terbaik umat ini, dan memberikan loyalitas kepada mereka.
7. Mengarahkan mereka akan pentingnya ilmu Al Kitab dan Sunnah.
8. Menanamkan pada jiwa mereka sikap tawadlu, rendah hati, dan rujulah serta syaja'ah (kejantanan dan keberanian).
1. Mengajarkan tauhid kepada anak, meng-Esa-kan Allah dalam hal beribadah kepadaNya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selainNya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Ini pendidikan yang paling urgen di atas hal-hal penting lainnya.
2. Mengajari mereka sholat dan membiasakannya berjama'ah.
3. Mengajari mereka agar pandai bersyukur kepada Allah, kepada kedua orangtua, dan kepada orang lain.
4. Mendidik mereka agar taat kepada kedua orangtua dalam hal yang bukan maksiat, setelah ketaatan kepada Allah & RosulNya yang mutlak.
5. Menumbuhkan pada diri mereka sikap muroqobah merasa selalu diawasi Allah. Tidak meremehkan kemaksiatan sekecil apapun dan tidak merendahkan kebaikan walau sedikit.
6. Memberitahu mereka akan wajibnya mengikuti sabilul mukminin al muwahhidin (jalannya mukminin yang bertauhid), salafush sholih generasi terbaik umat ini, dan memberikan loyalitas kepada mereka.
7. Mengarahkan mereka akan pentingnya ilmu Al Kitab dan Sunnah.
8. Menanamkan pada jiwa mereka sikap tawadlu, rendah hati, dan rujulah serta syaja'ah (kejantanan dan keberanian).
Kita simak sejenak hasil Konvensi PBB tentang Hak Anak
Anak sebagai pemegang hak, tidak hanya sebagai pemanfaat dari perlindungan yang diberikan oleh orang dewasa sebagai pemegang hak, anak wajib untuk didengar.
Anak sebagai pemegang hak, tidak hanya sebagai pemanfaat dari perlindungan yang diberikan oleh orang dewasa sebagai pemegang hak, anak wajib untuk didengar.
Berikut Tiga pendekatan pelibatan anak dalam keseharian.
1. Proses konsultasi – orang dewasa memprakarsai proses perolehan informasi dari anak yang akan mempengaruhi peraturan, kebijakan atau jasa;
2. Prakarsa partisipatif – tujuannya adalah menguatkan proses demokrasi, menciptakan kesempatan bagi anak untuk mengerti dan menerapkan prinsip demokrasi atau melibatkan anak dalam pengembangan jasa dan kebijakan yang mempengaruhi mereka;
3. Promosi advokasi mandiri – tujuannya menguatkan anak untuk mengidentifikasi dan memenuhi goal dan prakarsa mereka sendiri.
1. Proses konsultasi – orang dewasa memprakarsai proses perolehan informasi dari anak yang akan mempengaruhi peraturan, kebijakan atau jasa;
2. Prakarsa partisipatif – tujuannya adalah menguatkan proses demokrasi, menciptakan kesempatan bagi anak untuk mengerti dan menerapkan prinsip demokrasi atau melibatkan anak dalam pengembangan jasa dan kebijakan yang mempengaruhi mereka;
3. Promosi advokasi mandiri – tujuannya menguatkan anak untuk mengidentifikasi dan memenuhi goal dan prakarsa mereka sendiri.
Semoga Allah menganugerahkan kepada kita anak-anak yang sholeh dan sholekah.
Allah berfirman, "Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa." (QS: Al Furqoon: 74).
Ya Allah ya Rabbil, berilah anak istriku menjadi orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat dan rahmat-Mu.
Amin ya Mujiibas sailiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar