Apa
Arti Thoriqoth Itu?
Thoriqoth: Adalah jalan / cara / metode implementasi syari'at.
Yaitu cara / metode yang ditempuh oleh seseorang dalam menjalankan Syari'at
Islam, sebagai upaya pendekatannya kepada Allah Subhanahu wata'ala. Jadi orang
yang berthoriqoh adalah orang yang melaksanakan hukum Syari'at, lebih jelasnya
Syari'ah itu hukum dan Thoriqoh itu prakteknya / pelaksanaan dari hukum itu
sendiri. Thoriqoh ada 2 (dua) macam metode :
A.
Thoriqoh ‘Aam : adalah melaksanakan hukum Islam sebagaimana masyarakat pada
umumnya, yaitu melaksanakan semua perintah, menjauhi semua larangan agama Islam
dan anjuran anjuran sunnah serta berbagai ketentuan hukum lainnya sebatas
pengetahuan dan kemampuannya tidak ada bimbingan khusus dari guru / mursyid /
muqoddam.
B.
Thoriqoh Khas : Yaitu melaksanakan hukum Syari'at Islam melalui bimbingan lahir
dan batin dari seorang guru / Syaikh / Mursyid / Muqoddam. Bimbingan lahir
dengan menjelaskan secara intensif tentang hukum-hukum Islam dan cara
pelaksanaan yang benar. Sedangkan bimbingan batin adalah tarbiyah rohani dari
sang guru / Syaikh / Mursyid /Muqoddam dengan idzin bai’at khusus yang
sanadznya sambung sampai pada Baginda Nabi Muhammad, Rosululloh Sholallohu
'alaihi wasallam. Thoriqoh Khas ini lebih dikenal dengan nama Thoriqoh
Sufiyah-Tasawwuf / Thoriqoh al-Auliya’. Thoriqoh Sufiyah yang mempunyai idzin
dan sanadz langsung dan sampai pada Rosululloh itu berjumlah 360 Thariqah.
Dalam riwayat lain mengatakan 313 thariqah. Sedang yang masuk ke Indonesia dan
direkomendasikan oleh Nahdlatul 'Ulama’ berjumlah 44 Thoriqoh, dikenal dengan
Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah dengan wadah organisasi yang bernama
Jam’iyah Ahlul Thoriqoh Al-Mu’tabarah Al-Nahdliyah. Keyakinan dalam ilmu
Tarekat/Thoriqoh duduknya dihati , disebut 'Ainul yakin. Yaitu : Yakin benar
sesuai apa kata hati / sanubari.
Orang-orang
yang duduk di keyakinan ini disebut Mu'min karena telah mampu berketetapan
dengan membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan Hatinya jadi tidak
tergantung dari apa yang di sampaikan oleh Guru / Musryid / Pembimbing ataupun
dari apa yang tertulis di Kitab-kitab termasuk Al-Qur'an dan Hadits, Ijma dan
Qiyas. Jadilah Orang-orang MU’MIN karena akan banyak mendapat karunia dari
Allah Subhanahu Wata'la sebagaimana firmanNya. "Dan sampaikanlah berita
gembira kepada orang-orang mu’min bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang
besar dari Allah". ( Al-Ahzab:47 ).
Hadist
Qudsi, berkata Abu Hurairah ra. bahwa Rosulillah Sholallohu 'Alaihi wasallam
bersabda : Allah berfirman : Hamba-Ku yang Mukmin adalah lebih Kucintai
daripada setengah para Malaikat-Ku. [HR. Thobarony] Dalam kitab Mizan Al-Qubro
yang dikarang oleh Imam Asy-Sya’rony ada sebuah hadits yang menyatakan :
ان شريعتي
جا ئت على ثلاثما ئة وستين طريقة ما سلك احد طريقة منها الا نجا (ميزان الكبرى للامام
الشعرني : 1 / 30)
Sesungguhnya
syariatku datang dengan membawa 360 thariqah (metoda pendekatan pada Allah),
siapapun yang menempuh salah satunya pasti selamat. (Mizan Al-Qubro Al-Imam
Sya'rony: 1 / 30 )
Dalam
riwayat hadits yang lain dinyakan bahwa : ان شريعتي جائت على ثلاثمائة وثلاث عشرة
طريقة لا تلقى العبد بها ربنا الا دخل الجنة ( رواه الطبرني ) Sesungguhnya
syariatku datang membawa 313 thariqah (metode pendekatan pada Allah), tiap
hamba yang menemui (mendekatkan diri pada) Tuhan dengan salah satunya pasti
masuk surga. [HR. Thobarony] Terlepas dari perbedaan redaksi dan jumlah
thoriqoh pada kedua riwayat hadits diatas, mau tidak mau, suka atau tidak suka,
kita harus percaya akan adanya thoriqoh sebagaimana direkomendasi oleh hadits
tersebut. Kalau tidak percaya berarti tidak percaya dengan salah satu hadits
Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam yang Al-Amiin (terpercaya dan tidak
pernah bohong).
Lalu
bagaimana hukumnya golongan yang tidak percaya pada Hadits Nabi yang
shohiih?
Semua thoriqoh sufiyah yang ada dalam Islam, pada perinsip
pengamalannya terbagi menjadi dua macam. Yaitu thoriqoh mujahadah dan Thoriqoh
Mahabbah. Thoriqoh mujahadah adalah thoriqoh / mitode pendekatan kepada Allah
Subhanahu WaTa'ala dengan mengandalkan kesungguhan dalam beribadah, sehingga
melalui kesungguhan beribadah tersebut diharapkan secara bertahap seorang hamba
akan mampu menapaki jenjang demi jenjang martabah (maqamat) untuk mencapai
derajat kedekatan disisi Allah Subhanahu WaTa'ala dengan sedekat dekatnya.
Sebagian besar thoriqoh yang ada adalah mujahadah. Sedangkan thoriqoh mahabbah
adalah thoriqoh yang mengandalkan rasa syukur dan cinta, bukan banyaknya amalan
yang menjadi kewajiban utama dalam perjalanannya menuju hadlirat Allah
Subhanahu WaTa'la seorang hamba memperbanyak ibadah atas dasar cinta dan syukur
akan limpahan rohmat dan ni'mat Allah Subhanahu WaTa'ala, tidak ada target
maqamat dalam mengamalkan kewajiban dan berbagai amalan sunnah dalam hal ini.
Tapi dengan melaksanakan ibadah secara ikhlas tanpa memikirkan pahala, baik
pahala dunia maupun pahala akhirat , kerinduan si hamba yang penuh cinta pada
yang Kholiq akan terobati.
Yang
terpenting dalam thoriqoh mahabbah bukan kedudukan / jabatan disisi Allah. tapi
menjadi kekasih yang cinta dan dicintai oleh Allah Subhanahu WaTa'ala.
Habibulloh adalah kedudukan Nabi kita Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam.
(Nabiyulloh Adam shafiyullah, Wanabiyulloh Ibrohim Kholilulloh, Wanabiyulloh
Musa Kalimulloh, Wanabiyulloh Isa Ruhulloh sedangkan Wanabiyulloh Sayyidina
Nabi Muhammad SAW Habibulloh).
Satu satunya thoriqoh yang menggunakan metode mahabbah adalah Thoriqoh At-Tijany. Nama-nama thoriqoh yang masuk ke Indonesia dan telah diteliti oleh para 'Ulama NU yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahlul Thoriqoh Al-Mu’tabarah Al-Nahdliyah dan dinyatakan Mu’tabar (benar – sanadznya sambung sampai pada Baginda Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasalllam), diantara Lain-Lainnya : 1. Qodiriyah. 2. Syadziliyah. 3. Sammaniyah. 4. Tijaniyah. 5. Shidiqiyah. 6. Rifa'iyah. 7. Nasyqabandiyah.8. Kholidiyah. 9. khalwatiyah. 10. Qodiriyah wan Nasyqabandiyah dan lain-lainnya. Penulis: Ustadz Abdul Qodir Al-Busthomi III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar