Rabu, 12 November 2014

Thoriqoth

Apa Arti Thoriqoth Itu? 

Thoriqoth: Adalah jalan / cara / metode implementasi syari'at. Yaitu cara / metode yang ditempuh oleh seseorang dalam menjalankan Syari'at Islam, sebagai upaya pendekatannya kepada Allah Subhanahu wata'ala. Jadi orang yang berthoriqoh adalah orang yang melaksanakan hukum Syari'at, lebih jelasnya Syari'ah itu hukum dan Thoriqoh itu prakteknya / pelaksanaan dari hukum itu sendiri. Thoriqoh ada 2 (dua) macam metode :

A. Thoriqoh ‘Aam : adalah melaksanakan hukum Islam sebagaimana masyarakat pada umumnya, yaitu melaksanakan semua perintah, menjauhi semua larangan agama Islam dan anjuran anjuran sunnah serta berbagai ketentuan hukum lainnya sebatas pengetahuan dan kemampuannya tidak ada bimbingan khusus dari guru / mursyid / muqoddam.

B. Thoriqoh Khas : Yaitu melaksanakan hukum Syari'at Islam melalui bimbingan lahir dan batin dari seorang guru / Syaikh / Mursyid / Muqoddam. Bimbingan lahir dengan menjelaskan secara intensif tentang hukum-hukum Islam dan cara pelaksanaan yang benar. Sedangkan bimbingan batin adalah tarbiyah rohani dari sang guru / Syaikh / Mursyid /Muqoddam dengan idzin bai’at khusus yang sanadznya sambung sampai pada Baginda Nabi Muhammad, Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam. Thoriqoh Khas ini lebih dikenal dengan nama Thoriqoh Sufiyah-Tasawwuf / Thoriqoh al-Auliya’. Thoriqoh Sufiyah yang mempunyai idzin dan sanadz langsung dan sampai pada Rosululloh itu berjumlah 360 Thariqah. 

Dalam riwayat lain mengatakan 313 thariqah. Sedang yang masuk ke Indonesia dan direkomendasikan oleh Nahdlatul 'Ulama’ berjumlah 44 Thoriqoh, dikenal dengan Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah dengan wadah organisasi yang bernama Jam’iyah Ahlul Thoriqoh Al-Mu’tabarah Al-Nahdliyah. Keyakinan dalam ilmu Tarekat/Thoriqoh duduknya dihati , disebut 'Ainul yakin. Yaitu : Yakin benar sesuai apa kata hati / sanubari.

Orang-orang yang duduk di keyakinan ini disebut Mu'min karena telah mampu berketetapan dengan membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan Hatinya jadi tidak tergantung dari apa yang di sampaikan oleh Guru / Musryid / Pembimbing ataupun dari apa yang tertulis di Kitab-kitab termasuk Al-Qur'an dan Hadits, Ijma dan Qiyas. Jadilah Orang-orang MU’MIN karena akan banyak mendapat karunia dari Allah Subhanahu Wata'la sebagaimana firmanNya. "Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mu’min bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah". ( Al-Ahzab:47 ).

Hadist Qudsi, berkata Abu Hurairah ra. bahwa Rosulillah Sholallohu 'Alaihi wasallam bersabda : Allah berfirman : Hamba-Ku yang Mukmin adalah lebih Kucintai daripada setengah para Malaikat-Ku. [HR. Thobarony] Dalam kitab Mizan Al-Qubro yang dikarang oleh Imam Asy-Sya’rony ada sebuah hadits yang menyatakan :

 ان شريعتي جا ئت على ثلاثما ئة وستين طريقة ما سلك احد طريقة منها الا نجا (ميزان الكبرى للامام الشعرني : 1 / 30)

Sesungguhnya syariatku datang dengan membawa 360 thariqah (metoda pendekatan pada Allah), siapapun yang menempuh salah satunya pasti selamat. (Mizan Al-Qubro Al-Imam Sya'rony: 1 / 30 )

Dalam riwayat hadits yang lain dinyakan bahwa : ان شريعتي جائت على ثلاثمائة وثلاث عشرة طريقة لا تلقى العبد بها ربنا الا دخل الجنة ( رواه الطبرني ) Sesungguhnya syariatku datang membawa 313 thariqah (metode pendekatan pada Allah), tiap hamba yang menemui (mendekatkan diri pada) Tuhan dengan salah satunya pasti masuk surga. [HR. Thobarony] Terlepas dari perbedaan redaksi dan jumlah thoriqoh pada kedua riwayat hadits diatas, mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus percaya akan adanya thoriqoh sebagaimana direkomendasi oleh hadits tersebut. Kalau tidak percaya berarti tidak percaya dengan salah satu hadits Nabi Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam yang Al-Amiin (terpercaya dan tidak pernah bohong).

Lalu bagaimana hukumnya golongan yang tidak percaya pada Hadits Nabi yang shohiih?

Semua thoriqoh sufiyah yang ada dalam Islam, pada perinsip pengamalannya terbagi menjadi dua macam. Yaitu thoriqoh mujahadah dan Thoriqoh Mahabbah. Thoriqoh mujahadah adalah thoriqoh / mitode pendekatan kepada Allah Subhanahu WaTa'ala dengan mengandalkan kesungguhan dalam beribadah, sehingga melalui kesungguhan beribadah tersebut diharapkan secara bertahap seorang hamba akan mampu menapaki jenjang demi jenjang martabah (maqamat) untuk mencapai derajat kedekatan disisi Allah Subhanahu WaTa'ala dengan sedekat dekatnya. 

Sebagian besar thoriqoh yang ada adalah mujahadah. Sedangkan thoriqoh mahabbah adalah thoriqoh yang mengandalkan rasa syukur dan cinta, bukan banyaknya amalan yang menjadi kewajiban utama dalam perjalanannya menuju hadlirat Allah Subhanahu WaTa'la seorang hamba memperbanyak ibadah atas dasar cinta dan syukur akan limpahan rohmat dan ni'mat Allah Subhanahu WaTa'ala, tidak ada target maqamat dalam mengamalkan kewajiban dan berbagai amalan sunnah dalam hal ini. Tapi dengan melaksanakan ibadah secara ikhlas tanpa memikirkan pahala, baik pahala dunia maupun pahala akhirat , kerinduan si hamba yang penuh cinta pada yang Kholiq akan terobati.

Yang terpenting dalam thoriqoh mahabbah bukan kedudukan / jabatan disisi Allah. tapi menjadi kekasih yang cinta dan dicintai oleh Allah Subhanahu WaTa'ala. Habibulloh adalah kedudukan Nabi kita Muhammad Sholallohu 'Alaihi Wasallam. (Nabiyulloh Adam shafiyullah, Wanabiyulloh Ibrohim Kholilulloh, Wanabiyulloh Musa Kalimulloh, Wanabiyulloh Isa Ruhulloh sedangkan Wanabiyulloh Sayyidina Nabi Muhammad SAW Habibulloh).

Satu satunya thoriqoh yang menggunakan metode mahabbah adalah Thoriqoh At-Tijany. Nama-nama thoriqoh yang masuk ke Indonesia dan telah diteliti oleh para 'Ulama NU yang tergabung dalam Jam’iyyah Ahlul Thoriqoh Al-Mu’tabarah Al-Nahdliyah dan dinyatakan Mu’tabar (benar – sanadznya sambung sampai pada Baginda Rosululloh Sholallohu 'Alaihi Wasalllam), diantara Lain-Lainnya : 1. Qodiriyah. 2. Syadziliyah. 3. Sammaniyah. 4. Tijaniyah. 5. Shidiqiyah. 6. Rifa'iyah. 7. Nasyqabandiyah.8. Kholidiyah. 9. khalwatiyah. 10. Qodiriyah wan Nasyqabandiyah dan lain-lainnya. Penulis: Ustadz Abdul Qodir Al-Busthomi III

Tidak ada komentar:

Posting Komentar